BADUNG-nerabalinews: Sekretaris Daerah Provinsi Bali, Dewa Made Indra mengatakan bahwa dalam penanggulangan bencana baik itu pra bencana, saat terjadinya bencana maupun setelah bencana di Bali tidak bisa dilakukan oleh satu atau dua institusi semata tetapi memerlukan kerjasama, dukungan serta kolaborasi banyak pihak karena penanggulangan bencana sangat kompleks.
“Pra bencana misalnya dibutuhkan kajian, penelitian dan melibatkan banyak pakar dari berbagai disiplin ilmu seperti ilmu geologi, klimatologi yang pastinya dimiliki oleh institusi yang berbeda”. Katanya dalam Rapat Koordinasi Daerah Penanggulangan Bencana Provinsi Bali Tahun 2024 di kawasan Jimbaran kabupaten Badung.
Demikian pula halnya saat terjadinya bencana, BPBD tidak bisa bergerak sendiri, banyak institusi yang terlibat baik itu TNI/POLRI, Kementerian, Basarnas bahkan relawan dari masyarakat dan demikian pula halnya pasca bencana, akan melibatkan banyak pihak.
“Tidak ada institusi yang mengatakan paling berperan atau bisa menangani bencana sendiri tanpa bantuan institusi lainnya, itulah pentingnya kita terus memperkuat koordinasi, sinergi dan kolaborasi antar multihelix. Berbagai peristiwa atau bencana bisa kita lewati karena adanya kolaborasi dan koordinasi yang baik antar multi helix dan hal ini harus kita tingkatkan kedepannya,” imbuhnya.
Sekda Dewa Indra juga mengingatkan berbagai tantangan dalam penanggulangan bencana kedepannya yang akan bertumbuh bahkan lebih cepat dari kemampuan kita. Kedepannya akan terus muncul resiko resiko bencana baru. Faktor-faktor resiko baru ini bisa muncul baik diakibatkan adanya perubahan iklim yang menimbulkan cuaca ekstrem yang mengarah ke bencana, ancaman bencana geologi ataupun mobilitas manusia yang semakin masif ke daerah resiko bencana.
“Faktor faktor resiko bencana ini harus kita waspadai dan antisipasi. Kita harus mulai memetakan dan menyusun mitigasi, kita harus terus mengasah diri memahami resiko sehingga kita siap menghadapi tantangan dalam penanggulangan bencana kedepannya, “tutupnya.
