DENPASAR-nerabalinews: Pemerintah Provinsi Bali kembali melakukan pengujian terkait pelaksanaan pungutan wisatawan asing (Tourism Levy) yang rencananya akan dimulai pada 14 Februari 2024 mendatang. Rencana pemungutan biaya masuk Bali tersebut akan dilayani melalui aplikasi Love Bali. Saat penerapannya nanti semua wistawan asing yang tiba di Bandara Internasonal Ngurah Rai Bali wajib membayar 10 dolar atau Rp.150.000 setiap wisatawan.
Ngurah Udiyana, Pranata Komputer Ahli Muda Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik Provinsi Bali mengatakan Untuk memastikan aplikasi tesebut bisa bekerja maskimal, pemerintah provinsi masih melakukan uji coba penggunaanya yang diuji melalui User Acceptance Test (UAT).
Menguji kesiapan aplikasi Love Bali dari sisi infrastruktur layanan dengan menggunakan sistem riil atau DevTest. Saat Tes Operasional (TO) yang dilakukan di Kantor Bank BPD Bali, seluruh sistem dan mekanisme dilakukan secara riil dengan menggunakan data asli dari wisatawan.
“Tes Operasional (TO) merupakan rangkaian akhir sebelum layanan Love Bali dapat dirilis ke publik. Saat TO situasinya harus sesuai dengan situasi riil sebagaimana layanan ini akan dirilis,” katanya.
Lajut Ngurah Udiyana, Seluruh skenario yang memungkinkan dilakukan oleh wisatawan asing dalam membayarkan Tourism Levy harus diuji satu persatu termasuk pembayaran individual, grup serta pengujian pembayaran pada masing-masing endpoint atau payment gateway.
Termasuk juga menguji metode pembayaran dapat digunakan antara lain kartu (VISA, Master, JCB, AMEX, BCA), BPD Bali Channel, Bank Transfer hingga QRIS. Saat pemberlakuanya pada 14 Februari nanti wisatawan wajib membayar sesuai yang telah ditentukan.
Sementara Kepala Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik Provinsi Bali, Gede Pramana menyampaikan bahwa antusiasme wisatawan asing dalam membayar Tourism Levy ini sangat tinggi. Terbukti dari ketika aplikasi Love Bali dibuka pada tengah malam hingga pukul 17.00 sore jumlah wisman yang melakukan pembayaran Tourism Levy telah mencapai 700 an lebih wisatawan.
“Sebenarnya pada saat TO ini adalah uji coba terbatas saja tapi yang terjadi ketika (aplikasi) kita open karena ini menggunakan kondisi riil banyak pembayaran yang sudah masuk padahal TO masih berlangsung,” Pungkasnya.