Badung-Nerabalinews.com: Perhelatan Bali international Air Show (BIAS) 2024 yang berlangsung (18-21/9/2024) dibuka dengan panel diskusi pengembangan industri bahan bakar penerbangan berkelanjutan (Sustainable Aviation Fuelatau SAF).
Diskusi tersebut dihadiri oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan; Executive Chairman Tony Blair Institute for Global Change dan Mantan Perdana Menteri Inggris, Tony Blair; Direktur Strategi, Portofolio,dan Pengembangan Usaha di PT Pertamina (Persero), Salyadi Saputra; Direktur Utama LionAir Group, Daniel Putut Kuncoro; serta President of Airbus Asia Pacific, Anand Stanley. Diskusi yang dipandu oleh Managing Director Tony Blair Institute for Global Change Asia Pacific, Jalil Rasheed.
Diskusi bertajuk “Global and Regional Collaboration Potential onSustainable Aviation Fuel (SAF), Menko Luhut menyoroti peta jalan dan rencana aksi kebijakan SAF oleh Indonesia. “Melalui roadmap ini, Indonesia berkomitmen untuk mempercepat adopsi teknologiberkelanjutan di sektor penerbangan dan menarik investasi guna mengurangi emisi karbon,” katanya.
Menko Luhut juga menambahkan bahwa inisiatif ini sejalan dengan target global,dimana 148 negara yang telah menyerahkan aksi untuk mengurangi emisi CO2 penerbangan kepada Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO), mendukung target ambisius mencapai emisi net-zero pada tahun 2050.
Direktur Strategi, Portofolio, dan Pengembangan Usaha di PT Pertamina, Salyadi Saputra, juga menekankan bahwa SAF adalah solusi utama untuk proses dekarbonisasi di sektor penerbangan. “Permintaan SAF secara global akan terus meningkat, dan Pertamina sudah giat mengeksplorasi feedstock yang dapat diolah untuk dijadikan bahasan dasar SAF. “Kami percayaSAF akan memiliki performa baik di pasar global sehingga menjadikannya economicallyfeasible.” jelasnya.
Dari perspektif maskapai penerbangan, Daniel Putut Kuncoro dari Lion Air Group mengangkat kembali peran SAF yang sangat penting dalam proses dekarbonisasi sektor aviasi global. “LionAir siap untuk bergerak bersama pemerintah Indonesia untuk menggunakan SAF demimenyanggah proses perubahan iklim dan memajukan lingkungan hidup yang lebih sehat,” ujar Daniel.
Sementara itu, Presiden Airbus Asia Pasifik, Anand Stanley, menambahkan bahwa Indonesia memiliki potensi yang besar dalam mendukung dekarbonisasi sektor aviasi.
Anand juga menggarisbawahi pentingnya kolaborasi antara industri penerbangan dan pemerintah negara dengan para produsen energi. “Kita juga perlu bekerja sama dengan produsen energi untukmenciptakan rantai pasokan SAF, mengeksplorasi dan mengelola bahan baku feedstock SAF,menyediakan studi tekno-ekonomi, dan mendukung kemampuan produksi SAF.
Dialog ini menjadi ajang penting untuk memperkuat kemitraan global dan regional, sekaligus menunjukkan komitmen Indonesia dalam mendukung industri penerbangan yang lebih ramah lingkungan melalui pengembangan SAF. Dengan adanya roadmap dan dukungan dari sektor swasta, Indonesia siap mengambil peran kunci dalam mendukung transformasi industri penerbangan global, serta menciptakan ekosistem SAF yang berkelanjutan di kawasan dan dunia.
BIAS 2024 merupakan pameran industri dirgantara, teknologi aero, dan pertahanan terkemukadi Asia Tenggara yang didedikasikan untuk mendorong Indonesia ke garis depan industri dirgantara di kawasan yang dihadiri oleh ribuan pengunjung dari 48 negara.